Jumat, 25 November 2011

Kebiasaan yang Harus Dihindari Pemakai Softlens



Jumlah penjualan lensa kontak (soft lens) makin hari terus meningkat, terutama di Asia. Sayangnya kepopuleran penggunaan softlens tersebut tidak dibarengi dengan kebiasaan higienis.
Malas membersihkan softlens atau tidur dengan softlens masih terpasang merupakan sedikit dari kebiasaan yang meningkatkan risiko infeksi mata. Berikut adalah daftar kebiasaan buruk yang sebaiknya dibuang jika Anda ingin menjaga kesehatan mata.

Softlens sobek dan tertinggal di mata

Bila Anda tidur tanpa melepaskan softlens, esok paginya softlens akan sulit dibuka. Dan jika Anda memaksa untuk melepasnya, risikonya adalah sobek dan menyebabkan sisa sobekannya tertinggal di mata. Hindari mengambil sisa robekan karena bisa melukai kornea mata. Usahakan pergi ke dokter mata untuk melepasnya.

Mencuci soflens dengan air keran

Mikroorganisme Acanthamoeba bisa ditemukan di mana saja, termasuk di air keran. Parasit ini bisa menempel pada lensa kontak dan akan memicu infeksi mata yang parah, bahkan kebutaan, jika Anda sering mencuci lensa kontak memakai air keran.

Bila keadaan memaksa Anda tidak bisa menggunakan larutan garam (saline solution), gunakan air minum botolan yang disuling, bukan air mineral. Selain itu gunakan softlens sekali pakai saat akan berenang.

Memakai lenska kontak melebihi masa kadaluarsa

Bila Anda sering memakai lensa kontak dengan masa pakai dua minggu untuk satu bulan, besar kemungkinan lensa kontak itu sudah mengandung bakteri. Makin banyak bakteri yang terakumulasi, makin tinggi risikonya terkena infeksi.

Jika Anda terpaksa memakai lensa kontak melebihi masa pakai upayakan agar tidak menggunakannya sampai seminggu. Setelah melepasnya, rendam dalam larutan pembersih dan gosok selama 10 detik. Lalu bilas lagi dengan lebih banyak larutan sebelum menyimpannya dalam tempat.

Hanya merendamnya dalam larutan
Larutan disinfektan "no-rub" kini banyak dipilih para pengguna lensa kontak karena dinilai lebih praktis. Padahal dalam studi di tahun 2008 ditemukan dua wabah infeksi mata berat yang dikaitkan dengan penggunaan larutan tanpa gosok tersebut.

Bakteri, jamur, atau debu akan sulit dihilangkan dari permukaan lensa kontak jika kita tidak menggosoknya saat membersihkan. Demikian peringatan yang disampaikan para ahli dalam Journal of Optometry and Vision Science.

Deposit bakteri dan jamur pada lensa kontak ini akan menyebabkan alergi dan infeksi pada mata. Karena itu tetap gosok dan bilas, meski Anda menggunakan larutan "no rub".

Guru yang Baik, Guru yang Menginspirasi....

Seorang guru yang baik adalah guru yang dapat memberikan inspirasi untuk para muridnya. Inspirasi ini ditunjukkan para guru dengan memberikan teladan dan nasihat membangun pada anak-anak didik agar mereka belajar tanpa rasa takut jika salah dan dikatakan tidak mampu.
Guru harus bisa mengajak siswa yang merasa tidak bisa apa-apa untuk belajar menjadi bisa.
-- Suyanto
Demikian disampaikan Direktur Jenderal Departemen Pendidikan Nasional RI Suyanto saat memperingati Hari Guru Nasional di SDN II Cideng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11/2011).
"Guru harus bisa mengajak siswa yang merasa tidak bisa apa-apa untuk belajar menjadi bisa," ujar Suyanto di hadapan kurang lebih 350 se-DKI Jakarta.
Di acara tersebut, tampak para guru datang memakai baju batik, mulai yang berwarna hitam-putih sampai coklat. Mereka tampak menikmati paduan suara dari anak-anak SDN Cideng yang menyanyikan sejumlah lagu, salah satunya "Hymne Guru".
Motivasi, kata Suyanto, penting didapatkan anak-anak didik dari para guru. Ia meminta guru dan siswa-siswa jangan rendah diri karena sekolahnya tidak lebih besar dan lebih terkenal dari sekolah lain. Hal itu, kata dia, karena anak-anak yang berhasil di masa depan adalah anak yang diajarkan oleh orangtua dan guru-guru luar biasa, bukan bergantung dari sekolah besar dan terkenal.
"Guru profesional adalah guru yang harus bisa memberi motivasi untuk anak-anaknya. Guru tidak boleh memotivasi muridnya untuk berani mati, tapi harus memotivasi murid untuk berani menghadapi hidupnya," tutur Suyanto.
Ia sempat menceritakan pengalamannya ketika bersekolah di Amerika Serikat. Ia mengaku, saat itu kemampuan bahasa Inggrisnya sangat kurang. Namun, salah satu dosennya memotivasi dengan mengatakan, bahwa ia akan mampu melalui semua mata kuliahnya dengan baik meskipun dengan bahasa Inggris belum fasih.
"Guru saya, dosen saya itu, mengatakan dia juga tidak bisa berbahasa Indonesia dengan baik seperti saya. Jadi, saya tidak perlu takut untuk belajar. Itulah motivasi dari seorang guru untuk muridnya," tuturnya.
"Obama pernah bersekolah di Indonesia tiga tahun di sini. Tiga tahun termasuk sesuatu yang sangat berarti untuk menjadikannya sebagai pribadi luar biasa. Jadi, guru harus bangga karena dapat melahirkan pribadi yang berhasil di masa depan," sambung Suyanto.
Ia berpesan kepada generasi muda untuk tidak takut menjadi guru karena gaji guru selalu dianggap kecil. Pemerintah, kata dia, selalu berusaha memperbaiki kualitas hidup guru, terutama tunjangan, agar guru pun menikmati hasil kerja kerasnya mendidik anak bangsa.
"Pemerintah juga berupaya agar guru mendapat tunjangan lebih baik, mulai sertifikasi, perbaikan gaji, tunjungan khusus dan lain-lain," katanya.
Pada acara ini, para guru juga disuguhkan pertunjukan marching band dari 64 pelajar SDN II Cideng. Sementara para guru mengikuti acara ramah tamah dan berkumpul bersama British Council Indonesia dan sejumlah tokoh, seperti Dik Doank dan Slamet Raharjo.